Label

Jumat, 10 Januari 2014

Karya Tulis Ilmiyah


KARYA TULIS ILMIAH
 MOTIVASI DAN BELAJAR

 
Dosen Pengampu: Ns. Ferawati, S.Kep
Ditulis Oleh:
Fitri Nur Azizah (01314024)
Semester 1 Kelas A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA HUSADA BOJONEGORO
TAHUN PELAJARAN 2013/2014




KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya panjatkan kepada Allah SWT karena karya tuis ilmiyah ini meski jauh dari kesempurnaan dapat saya selesaikan demi memenuhi tugas sebagai persyaratan ujian akhir semester. Teriring shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Kami juga berdoa semoga karya tulis ilmiyah ini bermanfaat bagi kita semua.
     Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns.Ferawati ,S.Kep atas bimbingannya, serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiyah  ini.
Akhirnya, betapapun saya berusaha seteliti dan secermat mungkin dalam mengerjakan karya tulis ilmiyah tentang peningkatan Motivasi dan belajar ini. namun sebagai manusia biasa tidaklah luput dari kesalahan. Pastilah ada kekeliruan didalamnya. Maka dari itu, setelah selesai dibuatnya karya tulis ilmiyah ini saya mengharapkan koreksi jika pembaca menemukan kesalahan ataupun kekeliruan dalam penulisan karya tulis ilmiyah ini. Semoga pembaca dapat memaklumi kekurangan yang terdapat pada karya tulis ilmiyah ini. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.



                                                                                                Bojonegoro 11 januari 2014


                                                                                                Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAH.
1.1   Latar Belakang
1.2   Rumusan Masalah
1.3   Tujuan Penulisan
1.4   Manfaat Penulisan
BAB II LANDASAN TEORY
BAB III METODOLOGI
BAB IV PEMBAHASAN
       4.1 pengertian Motivasi
       4.2  pengertian  Belajar
       4.3 Macam-macam motifasi dan belajar
       4.4 Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar
       4.5 Faktor-faktor yang mempengarui motifasi dan belajar
4.6  Aspek –aspek motifasi belajar
        4.7 Teknik-Teknik Motivasi Dalam Pembelajaran     
BAB V PENUTUP
       5.1 Kesimpulan
       5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut (Wlodkowski:1985). Berdasarkan rumusan tersebut motif merupakan faktor dinamis, penyebab seseorang melakukan perbuatan. Suatu perbuatan dapat ditimbulkan oleh sesuatu motif. Namun juga bisa disebabkan oleh beberapa motif. Dalam belajar, motivasi punya peranan yang penting. Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”. Setiap anak harus memiliki motivasi belajar agar dapat tercapainya sesuatu atau hasil sesuai yang diharapkan.
Keberhasilan anak dalam pembelajaran merupakan harapan setiap individu dan pengajar/guru beserta orang tua .untuk dapat mewujudkan harapan itu , orang tua dan guru perlu memahami anak sebagai manusia setuhnya yang menjadi tanggung jawabnya.
1.2       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis utarakan dalam pembahasan di dalam karya tulis ilmiyah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan motifasi?
2.      Apa yang dimaksud dengan belajar?
3.      macam macam motivasi dan belajar?
4.      ciri-ciri motivasi dan belajar?
5.      Factor –faktor yang mempengaruhi motifasi belajar?
6.      Aspek –aspek dalam motifasi belajar
7.      Teknik-Teknik Motivasi Dalam Pembelajaran


 1.3      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah ;
1        Sebagai salah satu syarat guna mengikuti Ujian Akhir Semester STIKES INSAN CENDEKIA HUSADA Bojonegoro tahun pelajaran 2013 / 2014.
2       Mengetahui Lebih Dalam Tentang Motivasi Belajar

1.4 Manfaat penulisan

1.      Penulis dan pembaca dapat memahami motifasi dan belajar
2.      Penulis dan pembaca mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motifasi dan belajar
3.      Menambah kreatifitas penulis dalam menyusun karya tulis ini























BAB II
LANDASAN TEORY


Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003).
Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta

mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut.

Timbulnya motivasi
¢  Motivasi seseorang dapat timbul dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri – intrinsik – dan dari lingkungan – ekstrinsik.
¢  Motivasi intrinsik bermakna sebagai keinginan dari diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya rangsangan dari luar.
¢  Motivasi intrinsik akan lebih menguntungkan dan memberi keajegan dalam belajar.
¢  Motivasi Ekstrinsik dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu dan tidak dapat dikendalikan oleh individu tersebut. Contohnya: apabila mendapatkan nilai yang bagus nanti akan mendapatkan hadiah/ penghargaan untuk merangsang motivasi seseorang.
TEORI ISI MOTIVASI
v  Teori Motivasi kebutuhan (Abraham A. Maslow)
Mangkunegoro(2005) menjabarkan hierarki Maslow sebagai berikut:
  1. Kebutuhan Fisiologis
  2. Kebutuhan akan rasa aman
  3. Kebutuhan akan kasih sayang
  4. Kebutuhan harga diri
  5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
v  Teori ERG(Aldarfer’s ERG Theory)
Teori ERG (existene, relatedness, and growth), menurut teori ini komponen existene adalah mempertahankan kebutuhan dasar dan pokok mmanusia.Mempertahankan eksistensi merupakan kebutuhan setiap manusia untuk menjadi terhormat.
Hampir sama dengan teori maslow, KDM selain kebutuhan fisiologis juga terdapat kebutuhan akan keamanan yang merupakan komponen exsistence. Relatedness tercermin dari sifat manusia sebagai insan sosial yang ingin berafiliasi, dihargai, dan diterima oleh lingkungan sosial. Growth lebih menekankan kepada keinginan seseorang untuk tumbuh dan berkembang, mengalami kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan dan kemampuan, serta mengaktualisasikan diri(Siagian, 2004)
v  Teori Motivasi dua faktor (Frederick Herzbeg’s Two factors theory)
Dalam teori motivasi terdapat dua faktor yang mendasari motivasi pada kepuasan / ketidakpuasan kerja dan faktor yang melatarbelakanginya.




BAB III
METODOLOGI
            Metodologi pengumpulan data
            Metode-metode pengumpulan data yang penulis gunakan sebagai rujukan dalam penyusunan penyusunan karya tulis ilmiyah ini.
1.      Metode Pustaka
Metode pustaka yaitu cara pengumpulan dan dengan cara membaca materi pelajaran kuliyah Pendidikan Dasar Keperawatan "Motivasi Dab Belajar"
2.      Metode langsung
Metode langsung yaitu metode mencari data dengan mengunjungi warnet
(warung internet) untuk mencari informasi (Bowsing) tentang "Motivasi dan belajar"
























BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Latin, movere yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.

Jadi motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kea rah tujuan (Walgito, 2004: 220). Sedang menurut Plotnik (2005: 328), motivasi mengacu pada berbagai factor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.
Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut (Wlodkowski:1985).

Tiga aspek motivasi menurut Walgito, yaitu:

1)      Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri organism yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikiri dan ingatan).
2)      Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan tersebut.
3)      Sasaran atau tujuan yang dikejar oleh perilaku tersebut.

Ciri motivasi menurut Plotnik, yaitu:
1. Anda terdorong berbuat atau melaksanakan suatu kegiatan.
2. Anda langsung mengarahkan energi anda, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
3. Anda mempunyai intensitas perasaan-perasaan yang berbeda tentang pencapaian tujuan itu.





4.2 Pengertian Belajar
Belajar adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja yang dapat menimbulkan tingkah laku (baik actual/nyata maupun potensil/tidak tampak) dimana perubahan yang dihasilkan tersebut bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif lama.
Dibawah ini pengertian belajar menurut para ahli:
Cronbach, Lindgren, Crow & Crow
  • Belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman.
  • Masrun, Sri Mulyani
  • Belajar adalah proses perubahan lahir dan batin dimana perubahan yang terjadi bersifat positif dan relative permanen.
  • Morgan
  • Belajar adalah segala perubahan perilaku yang relative permanent yang muncul sebagai akibat dari latuhan dan pengalaman.
Ciri kegiatan belajar
1.      Belajar merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah Laku, baik secara actual maupun potensial, baik maupun buruk.
2.      Perubahan yang terjadi bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif lama. 
3.      Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha (termasuk didalamnya latihan dan pengalaman). Perubahan karena efek perkembangan dan kematangan tidak termasuk dalam proses belajar.

Faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar
INTERNAL
Faktor yang berasal dari diri individu (sebagai input), meliputi:

a. Fisiologis, meliputi kondisi jasmani, fungsi alat indera, saraf sentral, dan sebagainya.
b. Psikologis, meliputi minat, motivasi, emosi, inteligensi, bakat, dsb.

EKSTERNAL
Faktor diluar diri individu yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar, meliputi:

1. Sosial/Lingkungan, yaitu pola asuh keluarga, dukungan dari lingkungan disekitar individu, kehadiran seseorang secara langsung ataupun representasinya. Misalnya, bila teringat orangtua maka motivasi untuk menyelesaikan skripsi meningkat. 

2. Instrumental, meliputi alat perlengkapan belajar, ruang belajar, ventilasi, penerangan, cuaca, materi yang diberikan, peraturan-peraturan yang mengikat dalam proses belajar.

4.3       Macam-macam motivasi belajar

Dalam membahas macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”.
Motivasi Intrinsik

Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
Motivasi Ekstrinsik

Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.
Cara belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Pada dasarnya, cara Belajar terdiri dari tiga tipe,yaitu;

Visual:

anak yang mempunyai cara belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.

Auditori:

anak yang mempunyai cara belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakana. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan_kaset.

Kinestetik:

anak yang mempunyai cara belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat

4.4 Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar

1). Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapanya bertambah, kebiasaanya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar , karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.

2). Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan , tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.

3). Perubahan dalam belajar bersifat Positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh Sesutu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam , tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

4). Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.

5). Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya.

6). Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar Sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.


4.5       Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Motifasi Dan Belajar
Menurut Brophy (2004), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siwa, yaitu:
a. Harapan guru
b. Instruksi langsung
c. Umpanbalik (feedback) yang tepat
d. Penguatan dan hadiah
e. Hukuman
Sebagai pendukung kelima faktor di atas, Sardiman (2000) menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah:
a.       Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.
b.      Persaingan/kompetisi
c.       Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.
d.      Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
e.       Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan.
f.       Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif.

4.6       Aspek-Aspek Motivasi Belajar
Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh Santrock (2007), yaitu:
a. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian.
b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:

1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.
2) Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.

4.7       TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN

Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sebagai berikut :
1)      Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan verbal terhadap perilaku yang baik atau hasil kerja atau hasil belajar siswa yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar siswa kepada hasil belajar yang baik.
2)      Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar siswa.
3)      Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motif belajar siswa. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang dapat mengejutkan, keragu-raguan, ketidaktentuan, adanya kontradiksi, menghadapi masalah yang sulit dipecdahkan, menemukan suatu hal yang baru. Hal tersebut  menimbulkan semacam konflik konseptual yang membuat siswa merasa penasaran, dengan sendirinya menyebabkan siswa tersebut berupaya keras untuk memecahkannya. Dalam upaya yang keras itulah motif belajar siswa bertambah besar.
4)      Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. Dalam upaya itu pun, guru sebenarnya bermaksud untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa.
5)      Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Hal ini memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar yang memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar selanjutnya.
6)      Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar. Sesuatu yang telah dikenal siswa, dapat diterima dan diingat lebih mudah. Jadi, gunakanlah hal-hal yang telah diketahui siswa sebagai wahana untuk menjelaskan sesuatu yang baru atau belum dipahami oleh siswa.
7)      Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami. Sesuatu yang unik, tak terduga, dan aneh lebih dikenang oleh siswa dari pada sesuatu yang biasa-biasa saja.
8)      Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan jalan itu, selain siswa belajar dengan menggunakan hal-hal ynag telah dikenalnya, dia juga dapat menguatkan pemahaman atau pengetahuannya tentang hal-hal yang telah dipelajarinya.
9)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum. Hal itu akan menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya suasana tersebut akan meningkatkan motif belajar siswa.
10)  Menggunakan simulasi dan permainan.
11)  Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kebiatan belajar. Hal-hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekankan, sedangkan hal-hal berdampak yang negatif seyogianya dikurangi.
12)  Memahami iklim sosial dan sekolah. Pemahaman iklim dan suasana sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa. Dengan pemahaman itu, siswa mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi masalah atau kesulitan.
13)  Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat.
14)  Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.
15)  Memberikan contoh yang positif.
16)  Membuat persaingan yang sehat di antara para siswa.





BAB V
PENUTUP
7.1  kesimpulan
karya tulis ilmiyah  yang telah disusun ini merupakan program yang sangat membantu dalam pembahasan tentang motivasi belajar, selain itu juga memberikan perbandingan pandangan dengan apa yang telah didapat dilingkungan masyarakat.

Proses yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar ada dua, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Bila kebutuhan intrinsik dan ekstrinsik terpenuhi, proses dan hasil belajar bias dicapai sesuai dengan harapan. Cara belajar juga memiliki tiga tipe, visual, auditori, dan kinestik. Bila kita mengetahui cara belajar yang lebih kita gemari, kenyamanan dalam belajar mungkin akan didapat.
7.2Saran
Untuk menjapai tujuan dalam suatu pembelajaran motifasi sangatlah berperan,baik dalam sebuah prestasi maupun dalam segi tingkah laku oleh Karena itulah, baik buruknya perbuatan seseorang sangat bergantung pada motivasi yang mendorong perbuatan tersebut. Bagi seorang pengajar, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para peserta didik agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan  sesuai yang diharapkan dan ditetapkan didalam tujuan suatu pembelajaran.       

DAFTAR PUSTAKA
- File PPTx PDK "Motifasi dan belajar"